Liburan dapat kita isi dengan jalan-jalan ke Museum salah satunya Museum Batik selain traveling kita bisa menambah wawasan pengetahuan tentang batik .Inilah lokasi-lokasi Museum batik
1. Museum Batik Pekalongan
Pada tanggal 12 Juli 1972 museum itupun diwujudkan pendiriannya, tepatnya diujung jalan sebelah selatan kawasan Taman Hiburan Rakyat (THR) Gedung Bintang Merdeka yang sekarang lokasinya dikawasan Pos penjaga polisi Jalan Resimen XVII. Karena letak museum yang rawan akan kejahatan. Maka pada tahun 1990 pemerinta daerah mengambil langkah melakukan pembenahan dengan memindahkan Museum Batik ke Jalan Majapahit no 7A yang berada di kompleks perkantoran baru Pemda Kota Pekalongan.
Meskipun dari tahun ke tahun perkrmbangan batik di Pekalongan mengalami kemajuan yang sangat signifikan, namun kondisi museum tidak menunjukan perubahan, terutama penambahan jumlah koleksinya maupun kondisi gedungnya. Akhirnya pilihan untuk mendirikan Museum Batik yang layak timbul setelah Iman Sucipto Umar dari Paguyuban Berkah yang menginginkan pembangunan museum yang memenuhi syarat.
Proses pendirian Museum Batik Nasional diawali pada tanggal 29 Desember 2005. Gagasan pendirian Museum Batik sebagai wujud tanggung jawab pemerintah Kota Pekalongan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat, memajukan seni budaya sekaligus mendukung tumbuhnya industri usaha pembatikan. Sedangkan fungsi museum sebagai jendela kebudayaan dan jendela ekonomi disamping sebagai data center dan pusat kajian data serta koleksi.
Dan kemudian sekarang Museum Batik Nasional Pekalongan telah berdiri kokoh di Jalan Jetayu no 17A kota Pekalongan, Jawa Tengah serta menyimpan sedikitnya 1.000 koleksi batik koleksi batik kuno yang dibuat para pengrajin batik di tanah air.
Museum Batik Pekalongan |
Koleksi Batik |
Salah satu sudut koleksi batik |
Museum BAtik Pekalongan |
Didorong oleh kecintaannya terhadap batik, Haji Santosa Doellah
yang juga pemilik usaha Batik Danarhadi ini mengumpulkan batik dari
seluruh penjuru negeri. Hingga kini koleksinya sudah mencapai lebih dari
sepuluh ribu lembar kain batik kuno, 600 di antaranya dipamerkan di
Museum Batik Danarhadi.
Ruang galeri pertama berisi koleksi Batik Belanda yang sebagian
besar berbentuk sarung dengan dominasi motif bunga, dedaunan, hewan
terutama burung dan kupu-kupu. Batik Belanda umumnya tampil dengan
warna-warna cerah seperti merah, hijau, oranye, dan merah jambu. Di
dinding terpajang foto-foto orang Belanda yang sedang mengenakan kain
batik.
Ruang galeri kedua dipenuhi dengan koleksi Batik Kraton, baik
Kraton Surakarta, Mangkunegaran, Yogyakarta, maupun Pakualaman. Motif
batik dari keempat kraton ini hampir sama, hanya modifikasi motif dan
cara pemakaiannya saja yang berbeda. Ada pula koleksi yang disebut
dengan Batik Tiga Negeri. Batik yang menggunakan tiga warna yaitu merah,
biru, dan coklat ini ternyata dibuat di tiga tempat yang berbeda.
Pemberian warna merah dikerjakan di Lasem, warna biru di Pekalongan,
sementara warna coklat di Solo. Karena itulah jenis batik ini dinamakan
Batik Tiga Negeri
Koleksi lain yang bisa dinikmati adalah Batik China, Batik Jawa
Hokokai (batik yang terpengaruh oleh kebudayaan Jepang), Batik Pesisir
(Kudus, Lasem, Pekalongan), Batik Sumatra, Batik Saudagaran, Batik
Petani, Batik Kontemporer, dan berbagai jenis batik lainnya. Salah satu
yang menarik perhatian adalah Batik Cirebon. Selain pengaruh China,
jenis batik ini memiliki motif-motif sayap yang menunjukkan pengaruh
budaya Hindu dari Kerajaan Mataram Kuno.
Yang tidak boleh dilewatkan adalah koleksi spesial
museum ini. Ada beberapa koleksi batik kuno dengan motif unik yang
terinspirasi oleh cerita rakyat ataupun cerita legenda. Salah satunya
adalah motif Snow White. Batik ini dibuat dengan motif berupa gambar-gambar yang bertutur tentang cerita Snow White. Cerita dimulai ketika ibu tiri Snow White diberitahu oleh cermin ajaib bahwa Snow White
adalah wanita tercantik di negeri mereka. Ini membuat sang ibu tiri
marah dan membuangnya ke dalam hutan. Gambar-gambar terus berlanjut
menceritakan kehidupan Snow White di dalam hutan bersama tujuh
kurcaci, makan apel beracun, sampai dengan pertemuannya dengan pangeran
yang membangunkannya dari tidur panjang. Batik Snow White yang
termasuk dalam jenis Batik Belanda ini didesain oleh wanita Indo-Belanda
pada pertengahan abad ke 19. Meskipun demikian, pengerjaannya tetaplah
dikerjakan oleh orang-orang Indonesia. Selain itu masih ada beberapa
batik dengan motif yang bercerita tentang Hans and Gretel, Little Red Riding Hood, dan bahkan cerita Perang Diponegoro.
bagian belakang museum. Suasana kontras langsung terasa.
Keanggunan ruang pameran berganti dengan suasana pabrik yang dinamis. Di
ruang besar tanpa sekat itu ratusan orang sibuk mengerjakan proses
pembuatan batik dari awal sampai akhir. Bila ingin mempelajari teknik
pembuatan ini lebih dalam lagi, museum juga menawarkan paket workshop
pembuatan batik tulis satu warna selama 5 hari.
Jadwal Buka
Senin - Minggu pk 09.00 - 16.30 WIB
Harga Tiket
Pengunjung domestik: Rp. 25.000
Pengunjung mancanegara: Rp. 25.000
Pelajar: Rp. 15.000
Senin - Minggu pk 09.00 - 16.30 WIB
Harga Tiket
Pengunjung domestik: Rp. 25.000
Pengunjung mancanegara: Rp. 25.000
Pelajar: Rp. 15.000
Museum Batik Danar Hadi |
Batik Belanda |
Batik Cina |
Comments
Post a Comment