3. Museum Batik Yogyakarta
4. Museum Batik Kraton Kasultanan Yogyakarta
Museum Batik Yogyakarta terletak di Jl. Dr.
Sutomo No. 13 A Yogyakarta dan didirikan pada tanggal 12 Mei 1977 atas prakarsa
keluarga Hadi Nugroho. Masih adanya perhatian yang besar dari masyarakat
termasuk wisatawan asing pada batik, mendorong keluarga ini merintis
pengumpulan kain batik. Dimulai dari kerabatnya sendiri, orang tua, eyang dan
generasi Hadi sendiri, hingga upaya merintis sebuah museum batik terlaksana.
Koleksi Batik yang ada di Museum ini sangat
lengkap. Berbagai jenis batik dari berbagai daerah di Indonesia ada di sini,
mulai dari Batik Yogyakarta, Indramayu, sampai daerah-daerah pengrajin Batik
Indonesia lainnya. Koleksinya meliputi kain panjang, sarung dan sebagainya yang
hingga kini telah mencapai jumlah 400 lembar kain ditambah beberapa peralatan
membatik. Koleksi tertuanya adalah batik karya tahun 1700 an.
Selain dari koleksi batiknya, Museum Batik ini
juga menyimpan berbagai koleksi sulaman tangan. Koleksi sulaman tangan sangat
beragam bahkan museum ini pernah mendapatkan penghargaan dari MURI atas karya
Sulaman terbesar, yaitu kain batik berukuran 90 x 400 cm² dan setahun kemudian
museum ini dianugerahi piagam penghargaan dari lembaga yang sama sebagai
pemrakarsa berdirinya Museum Sulaman pertama di Indonesia.
Museum
Batik Yogyakarta menyimpan lebih dari 1.200 koleksi perbatikan yang
terdiri dari 500 lembar kain batik tulis, 560 batik cap, 124 canting
(alat membatik), 35 wajan, dan bahan pewarna termasuk malam. Wisatawan
yang berkunjung ke museum ini akan mendapatkan banyak penjelasan
mengenai kain batik, mulai dari proses pembuatan, alat-alat dan bahan
yang digunakan, hingga nama-nama dan arti dari motif kain batik. Tak
hanya itu, wisatawan yang tertarik untuk belajar membatik bisa praktek
membatik di tempat ini.
Berkunjung
ke Museum Batik Yogyakarta, tentu saja akan memberikan banyak
pengalaman baru kepada Anda. Tidak hanya pengalaman berwisata dan
bersenang-senang semata, namun lebih dari itu. Anda akan mendapatkan
banyak informasi mengenai batik sebagai kain tradisional khas Indonesia
yang merupakan hasil budaya bangsa yang adi luhung.
Batik
tertua yang dimiliki oleh museum ini adalah batik yang dibuat pada
tahun 1840. Sedangkan koleksinya yang terkenal antara lain Kain Panjang
Soga Jawa (1950-1960), Sarung Isen-isen Antik (1880-1890) buatan EV.
Zeuylen dari Pekalongan, dan Sarung Panjang Soga Jawa (1920-1930)
buatan Nyonya Lie djing Kiem dari Yogyakarta. Koleksi lainnya berupa
sulaman hasil karya pemilik museum. Sulaman-sulaman tersebut
diantaranya sulaman gambar Sukarno, Suharto, Megawati, Hamengku Buwono
IX, Tuanku Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, Paus Yohanes Paulus II,
dan Bunda Theresa.
Selain
batik dan sulaman, museum ini juga memiliki koleksi pola-pola batik
dan peralatan membatik mulai dari peralatan tradisional hingga modern
(batik cap). Koleksi kain disusun dengan rapi dalam lemari kaca tipis,
sehingga pengunjung bisa melihatnya baik dari arah depan maupun
belakang. Sedangkan untuk peralatan membatik ada yang disusun dalam
lemari kaca dan ada yang diletakkan dalam lemari kayu yang ditempel di
dinding.
Untuk
menikmati koleksi batik yang ada di Museum Batik Yogyakarta, wisatawan
diwajibkan membayar tiket masuk sebesar Rp 15.000,00 per orang. Museum
ini di buka untuk umum setiap hari Senin hingga Sabtu, mulai pukul
09.00 – 15.00 WIB.
Jika
Anda ingin tahu lebih lanjut tentang proses pembuatan batik, maka tak
ada salahnya Anda memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh pengelola
Museum Batik Yogyakarta. Pengelola museum ini menyediakan sebuah
gallery khusus yang biasa digunakan sebagai tempat belajar membatik.
Paket belajar membatik yang disediakan pun bermacam-macam. Ada paket
kilat kursus satu jam dengan biaya Rp 25.000,00. Atau paket 5 kali
pertemuan dengan biaya Rp 250.000,00. Anda tinggal memilih paket mana
yang sekiranya sesuai untuk Anda.
4. Museum Batik Kraton Kasultanan Yogyakarta
Diresmikannya
museum ini pada tanggal 31 Oktober 2005 oleh Sri Sultan Hamengkubuwono
IX. Di bagian museum ini terdapat koleksi kain batik, patung, lukisan,
topeng batik, foto-foto, bahan pewarna dan perangkat membatik, dan
sepeda turun temurun untuk mengangkut batik. Koleksi batik yang
dipamerkan merupakan hibah dari trah Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dan
IX serta hibah dari pengusaha batik di jogja.menurut abdidhalem museum yang didirikan pada masa Sri Sultan
Hamengku Buwono VIII ini menyimpan semua motif batik yang ada di
Yogyakarta. Tidak hanya itu, motif batik dari Solo, Pekalongan, Madura
dan berbagai daerah Indonesia lainnya juga diabadikan di museum ini.
Comments
Post a Comment