MUSEUM BATIK




 Liburan dapat kita isi dengan jalan-jalan ke Museum salah satunya Museum Batik selain traveling kita bisa menambah wawasan pengetahuan tentang batik .Inilah lokasi-lokasi Museum batik 

1. Museum Batik Pekalongan
   
 Keberadaan Museum Batik Nasional di Kota Pekalongan yang berdiri pada tanggal 12 Juli tahun 2006 tidak bisa dipisahkan dari proses panjang pendiriannya. Museum Batik di Kota Pekalongan ini sebenarnya sudah cukup lama berdiri, yakni tahun 1972. Pemrakarsa awal pendiriannya waktu itu masyarakat pembatik di Pekalongan yang menginginkan agar ada sebuah museum sebagai penunjang kota, alasannya karena banyaknya hasil produksi batik dengan ragam corak sekaligus batik menjadi salah satu mata pencaharian masyarakat.
Pada tanggal 12 Juli 1972 museum itupun diwujudkan pendiriannya, tepatnya diujung jalan sebelah selatan kawasan Taman Hiburan Rakyat (THR) Gedung Bintang Merdeka yang sekarang lokasinya dikawasan Pos penjaga polisi Jalan Resimen XVII. Karena letak museum yang rawan akan kejahatan. Maka pada tahun 1990 pemerinta daerah mengambil langkah melakukan pembenahan dengan memindahkan Museum Batik ke Jalan Majapahit no 7A yang berada di kompleks perkantoran baru Pemda Kota Pekalongan.
Meskipun dari tahun ke tahun perkrmbangan batik di Pekalongan mengalami kemajuan yang sangat signifikan, namun kondisi museum tidak menunjukan perubahan, terutama penambahan jumlah koleksinya maupun kondisi gedungnya. Akhirnya pilihan untuk mendirikan Museum Batik yang layak timbul setelah Iman Sucipto Umar dari Paguyuban Berkah yang menginginkan pembangunan museum yang memenuhi syarat.
Proses pendirian Museum Batik Nasional diawali pada tanggal 29 Desember 2005. Gagasan pendirian Museum Batik sebagai wujud tanggung jawab pemerintah Kota Pekalongan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat, memajukan seni budaya sekaligus mendukung tumbuhnya industri usaha pembatikan. Sedangkan fungsi museum sebagai jendela kebudayaan dan jendela ekonomi disamping sebagai data center dan pusat kajian data serta koleksi.
Dan kemudian sekarang Museum Batik Nasional Pekalongan telah berdiri kokoh di Jalan Jetayu no 17A kota Pekalongan, Jawa Tengah serta menyimpan sedikitnya 1.000 koleksi batik koleksi batik kuno yang dibuat para pengrajin batik di tanah air.


Museum Batik Pekalongan

Koleksi Batik

Salah satu sudut koleksi batik

Museum BAtik Pekalongan





 2. Museum Batik Danar Hadi, Solo
       Didorong oleh kecintaannya terhadap batik, Haji Santosa Doellah yang juga pemilik usaha Batik Danarhadi ini mengumpulkan batik dari seluruh penjuru negeri. Hingga kini koleksinya sudah mencapai lebih dari sepuluh ribu lembar kain batik kuno, 600 di antaranya dipamerkan di Museum Batik Danarhadi.
    Ruang galeri pertama berisi koleksi Batik Belanda yang sebagian besar berbentuk sarung dengan dominasi motif bunga, dedaunan, hewan terutama burung dan kupu-kupu. Batik Belanda umumnya tampil dengan warna-warna cerah seperti merah, hijau, oranye, dan merah jambu. Di dinding terpajang foto-foto orang Belanda yang sedang mengenakan kain batik.
    Ruang galeri kedua dipenuhi dengan koleksi Batik Kraton, baik Kraton Surakarta, Mangkunegaran, Yogyakarta, maupun Pakualaman. Motif batik dari keempat kraton ini hampir sama, hanya modifikasi motif dan cara pemakaiannya saja yang berbeda. Ada pula koleksi yang disebut dengan Batik Tiga Negeri. Batik yang menggunakan tiga warna yaitu merah, biru, dan coklat ini ternyata dibuat di tiga tempat yang berbeda. Pemberian warna merah dikerjakan di Lasem, warna biru di Pekalongan, sementara warna coklat di Solo. Karena itulah jenis batik ini dinamakan Batik Tiga Negeri
     Koleksi lain yang bisa dinikmati adalah Batik China, Batik Jawa Hokokai (batik yang terpengaruh oleh kebudayaan Jepang), Batik Pesisir (Kudus, Lasem, Pekalongan), Batik Sumatra, Batik Saudagaran, Batik Petani, Batik Kontemporer, dan berbagai jenis batik lainnya. Salah satu yang menarik perhatian adalah Batik Cirebon. Selain pengaruh China, jenis batik ini memiliki motif-motif sayap yang menunjukkan pengaruh budaya Hindu dari Kerajaan Mataram Kuno.
    Yang tidak boleh dilewatkan adalah koleksi spesial museum ini. Ada beberapa koleksi batik kuno dengan motif unik yang terinspirasi oleh cerita rakyat ataupun cerita legenda. Salah satunya adalah motif Snow White. Batik ini dibuat dengan motif berupa gambar-gambar yang bertutur tentang cerita Snow White. Cerita dimulai ketika ibu tiri Snow White diberitahu oleh cermin ajaib bahwa Snow White adalah wanita tercantik di negeri mereka. Ini membuat sang ibu tiri marah dan membuangnya ke dalam hutan. Gambar-gambar terus berlanjut menceritakan kehidupan Snow White di dalam hutan bersama tujuh kurcaci, makan apel beracun, sampai dengan pertemuannya dengan pangeran yang membangunkannya dari tidur panjang. Batik Snow White yang termasuk dalam jenis Batik Belanda ini didesain oleh wanita Indo-Belanda pada pertengahan abad ke 19. Meskipun demikian, pengerjaannya tetaplah dikerjakan oleh orang-orang Indonesia. Selain itu masih ada beberapa batik dengan motif yang bercerita tentang Hans and Gretel, Little Red Riding Hood, dan bahkan cerita Perang Diponegoro.
    bagian belakang museum. Suasana kontras langsung terasa. Keanggunan ruang pameran berganti dengan suasana pabrik yang dinamis. Di ruang besar tanpa sekat itu ratusan orang sibuk mengerjakan proses pembuatan batik dari awal sampai akhir. Bila ingin mempelajari teknik pembuatan ini lebih dalam lagi, museum juga menawarkan paket workshop pembuatan batik tulis satu warna selama 5 hari.
 Jadwal Buka
Senin - Minggu pk 09.00 - 16.30 WIB

Harga Tiket
Pengunjung domestik: Rp. 25.000
Pengunjung mancanegara: Rp. 25.000
Pelajar: Rp. 15.000
Museum Batik Danar Hadi

Batik Belanda
Batik Cina










Comments